22 Mar 2012

KEBUTUHAN MENDIDIK ANAK SEJAK DINI


             Pada dasarnya kerangka kerja untuk merespon kebutuhan dasar belajar warga masyarakat yang menggariskan bahwa pendidikan harus menyentuh semua lapisan masyarakat, tanpa mengenal batas kelompok, ras, agama dan kemampuan potensi yang dimiliki. Gerakan ini menekankan bahwa pendidikan harus inklusif, bisa diakses oleh seluruh warga masyarakat, serta memberi peluang penuh kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan (termasuk dalam program PAUD). 
 
Seperti yang sering dikatakan oleh para pemerhati PAUD, melalui program pendidikan anak usia dini (PAUD) kita pasang pondasi yang kuat agar di kemudian hari anak bisa menjadi sosok manusia berkualitas yang nantinya tampil sebagai generasi penerus bangsa yang siap berkompetisi di era globalisasi. Untuk itulah tepat kiranya bila program PAUD digalakkan di berbagai tempat di wilayah Indonesia, baik di kota maupun di desa.

Sebuah teori mengatakan bahwa pendidikan anak memang harus dimulai sejak dini, agar anak bisa mengembangkan potensinya secara optimal. Anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi lebih mandiri, disiplin, toleran dan kreatif. Hal ini mengingat bahwa Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak di bawah usia enam tahun dengan pemberian seperangkat pendidikan yang diajarkan secara bertahap supaya dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi kelak dikemudian hari. Konsep bermain sambil belajar serta belajar sambil bermain pada PAUD merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih beragam.

Dengan kata lain, dalam mendidik anak usia dini haruslah memperhatikan pertumbuhan fisik dan psikologis, sehingga metode belajar sambil bermain sangat dianjurkan untuk di terapkan dalam pembelajarannya. Bermain disini merupakan aktivitas yang dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan pembelajarannya, yaitu menuntun anak untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan tertentu (utamanya mengaktifkan psikomotorik anak). Dengan bermain sambil belajar, anak tidak akan merasa bosan dan jenuh, karena dalam ‘menikmati’ permainan, si anak tanpa menyadari telah mendapatkan pengalaman, khususnya yang berhubungan dengan pengembangan emosinya yang langsung bersentuhan dengan ”orang lain” (bunda PAUD, teman sebaya, orang tua), hal ini segaris dengan pembelajaran model PAKEM, dimana bunda PAUD mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari anak didiknya. Disini kemudian, Peran orang tua, dalam masalah pengembangan PAUD adalah membimbing dan menuntun anaknya dengan baik, termasuk mengajak anak mengulang kembali apa yang telah diajarkan oleh bunda PAUD di sekolah de­ngan memberikan fasilitas sesuai dengan kemampuan.

Disamping itu juga tidak ada salahnya jika mengajak dan mengingatkan kepada orang tua yang memiliki anak usia dini untuk memasukkan anaknya belajar di Pos PAUD terdekat, hal ini mengingat bahwa masih banyak orang tua yang belum sadar akan pentingnya membekali putra putrinya dengan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang akan berguna dalam merajut masa depannya, yang tentunya diharapkan bisa lebih sukses. Hal ini sesuai dengan apa yang termaktub dalam Konvensi Hak Anak, dimana dikatakan bahwa pentingnya lingkungan keluarga untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Artinya bahwa maju mundurnya pendidikan itu memang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar sahabat sangat membantu untuk perkembangan di blogs kami
berikanlah komentar yang membangun