KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat serta Hidayah-Nya, akhirnya penyusunan makalah yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak” selesai tepat pada waktunya.
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat serta Hidayah-Nya, akhirnya penyusunan makalah yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak” selesai tepat pada waktunya.
Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah membimbing kita, memberi uswah kepada kita tentang tutur kata
yang halus, prilaku yang santun, sifat yang mulia, bahkan yang senantiasa kita
harapkan syafa’atnya di Hari Kiamat nanti.
Adapun
makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah “Psikologi
Pendidikan” dengan judul “Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap
Prestasi Belajar Anak”.
Dalam
kesempatan ini pula sudah selayaknya penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar – besarnya atas berhasilnya penyusunan makalah ini kepada dosen
pembimbing atas arahan – arahan yang telah diberikan kepada kami.
Meski
kami telah mempersiapkan segalanya dengan segenap kemampuan, tentunya banyak
kekurangan di sana sini, maka kami mohon koreksi dari teman-teman mahasiswa
untuk memperbaiki demi sempurnanya penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya umumnya bagi para pembaca.
Akhirnya
semoga Allah SWT senantiasa memberi pertolongan, Taufiq, serta Hidayah-Nya
kepada kita semua.
Jakarta, Februari 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia
membutuhkan pendidikan. Pendidikan tidak hanya bisa diperoleh dari lembaga
formal tapi bisa juga lewat pendidikan non formal. Anak atau bayi yang baru
lahir pun ternyata sudah mengenyam pendidikan yaitu menangis. Menangis adalah
sebuah bukti bahwa berfungsinya jasmani serta rohani bayi tersebut. Ketika umur
mereka bertambah, mereka akan memperoleh pendidikan melalui sekolah. Disana
anak-anak akan belajar banyak dari guru, teman-teman maupun lingkungan sekolah
mereka. Meskipun anak-anak telah bersekolah, orang tua tak lantas melepaskan
tanggung jawabnya untuk tetap mengawasi pergaulan anaknya dan membimbing serta
mendampingi anaknya ketika belajar di rumah.
Tidak sedikit
pula banyak kasus yang muncul bahwa keberhasilan belajar atau prestasi seorang
anak juga sangat dipengaruhi oleh bimbingan orang tua. Ketika orang tua
senantiasa mengontrol proses kegiatan belajar anaknya, maka akan timbul di
dalam diri anak tersebut sebuah motivasi positif yang dapat mendorong untuk
rajin belajar.
Betapa
pentingnya peran orang tua dalam menunjang keberhasilan seorang anak. Sehingga
di dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang pentingnya peran dan
bimbingan orang tua terhadap prestasi belajar anak.
B. Permasalahan
Dari uraian diatas, penulis
mengambil permasalahan sebagai berikut :
1) Bagaimana cara orang tua dalam memahami
perilaku seorang anak sebagai siswa?
2)
Apa sajakah
sikap yang perlu dihindari orang tua terhadap anak dalam pendampingan belajar?
3)
Hal-hal apa
sajakah yang sebaiknya dilakukan orang tua dalam mendampingi anak belajar?
4) Apa sajakah anjuran dan pantangan bagi
orang tua?
BAB. II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh
Bimbingan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak
Orang tua
merupakan induk pembelajaran bagi seorang anak karena keluarga adalah tempat
pertama dan utama sebagai lingkungan pendidikan anak. Orang tua memang
berkewajiban merawat, mengasuh dan membimbing seorang anak sebelum ke jenjang
sekolah. Menjaga berasal dari kata dasar ”jaga” yang berarti mengawasi sesuatu
yang menjadi tanggung jawabnya. Ini berarti bahwa orang tua haruslah
merawat anaknya dengan sebaik-baiknya. Orang tua juga bertugas mengasuh anak. Dari
asal katanya ”asuh” yang berarti memelihara anak. Sedangkan membimbing yang
berasal dari kata dasar ”bimbing” yang berarti memimpin, mengasuh atau
menuntun. Membimbing disini tidak hanya sebatas kegiatan di rumah saja. Akan
tetapi orang tua juga harus membimbing seorang anak dalam proses belajar di
rumah.
Meskipun di
sekolah sudah ada guru yang membimbing mereka belajar, namun bimbingan dan
semangat dari orang tua juga perlu dalam proses belajar seorang anak. Karena
lingkungan keluarga juga bisa menciptakan suasana efektif dan efisien untuk
mengulang mata pelajaran yang telah diajarkan di sekolah. Bimbingan ini agaknya
harus dilakukan secara terus menerus agar anak mampu berprestasi dengan baik.
Anak juga butuh dorongan positif dari orang tua. Motivasi merupakan alasan atau
dorongan yang bisa membuat seseorang untuk melakukan sesuatu. Itulah
sebagian cara untuk memberi kekuatan mental pada anak.
1) Cara-cara Orang Tua dalam Memahami
Perilaku Anak sebagai Siswa
Orang tua secara
tidak langsung akan melepaskan seorang anak ketika anak tersebut langsung akan
melepaskan pendidikan di sekolah. Keluarga sebagai tempat pendidikan yang
pertama dan utama telah mulai ditinggalkan seorang anak meskipun tidak
sepenuhnya. Ketika seorang anak mulai terjun ke bangku sekolah, maka ia sudah
mulai mengenal pendidikan di dalam sekolah. Yang dimaksud pendidikan disini
adalah upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada
kedewasaan atau usaha untuk menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas
hidupnya agar dapat mandiri, menjadi akil baligh, dan bertanggung jawab secara
susila dan sikap bertanggung jawab.
Secara garis besar manusia terdiri atas dua aspek, yaitu aspek jasmani dan
rohani. Aspek jasmani meliputi antara lain tinggi dan besar badan, panca
indera, anggota badan, kondisi dan peredaran darah, dan lain-lain. Aspek rohani
meliputi kecerdasan, bakat, kecakapan hasil belajar, sikap, minat, motivasi,
emosi dan perasaan, watak, kemampuan sosial, dan lain-lain. Berdasarkan
aspek-aspek itulah orang tua hendaknya bisa memahami kondisi anak yang sudah
bersekolah. Tidak jarang pula banyak anak yang kadang jenuh atas beban-beban
tugas sekolah yang ia hadapi. Disinilah peran orang tua sangat penting untuk
memberikan semangat dan mengembalikan gairah untuk belajar. Misalnya saja ada
contoh, ketika seorang anak sedang mengamuk atau emosional yang mungkin
dikarenakan oleh beban tugas-tugas sekolah, orang tua tak lantas ikut mengamuk
kepada anak tersebut. Akan tetapi orang tua hendaknya membiarkan anak tersebut
sebentar agar dia bisa menenangkan dirinya dan setelah itu tanyalah secara
baik-baik apa yang sebenarnya menyebabkan si anak tersebut tiba-tiba mengamuk.
2) Hal-hal yang Sebaiknya Dihindari Orang
Tua dalam Mendampingi Anak Belajar
Banyak orang tua
yang menginginkan anaknya kelak sukses. Akan tetapi tidak sedikit pula
cara-cara anak tersebut secara tidak langsung. Bahkan banyak orang tua yang
beranggapan bahwa harga diri meraka terletak pada kesuksesan anak-anak mereka.
Ini berarti, jika seorang anak sukses maka orang tua akan merasa bangga dan
tidak jarang pula para orang tua akan memberikan cinta yang berlimpah dalam
bentuk apapun. Tapi apabila seorang anak gagal, orang tua akan merasa malu
bahkan merasa anak tersebut adalah aib untuk mereka. Berikut ini ada
beberapa tanda bahaya yang harus dihindari pada orang tua dalam membimbing anak
belajar:
a)
Hindari
Cinta Bersyarat pada Anak
Cinta bersyarat ini biasanya digunakan
para orang tua untuk mengendalikan anak-anak mereka. Ketika anak meraka
berhasil, mereka akan mengganjar keberhasilan tersebut dengan memberikan cinta
mereka secara bebas bahkan bisa diekspresikan dalam bentuk pelukan dan ciuman.
Tapi ketika anak mereka gagal. Mereka akan menghukum anak mereka sebagai luapan
rasa kekecewaan. Pada tahap cinta ini, anak-anak hanya akan beranggapan bahwa
mereka akan dicintai oleh orang tua atau semua orang lain, hanya jika sudah
berhasil.
b)
Cinta
Iming-Iming
Cinta iming-iming merupakan cinta
bersyarat yang lebih menyakitkan. Dimana cinta yang diberikan oleh orang tua
ini, bukan cinta yang menghargai seorang anak dalam mencapai kesuksesan dalam
prestasi belajar.
c)
Pengharapan
Orang Tua yang Tidak Sehat
Dalam hal ini orang tua haruslah
mengerti benar apa itu target dan pengharapan. Target merupakan tujuan yang
bisa atau tidak bisa dicapai oleh anak-anak. Ketika target tercapai anak-anak
mereka sangat senang karena keberhasilan mereka bukan sesuatu yang pasti.
Ketika target tidak tercapai, anak-anak merasa agak kecewa, tapi biasanya
mereka puas dengan kemajuan yang berhasil mereka lakukan.
Pengharapan adalah asumsi bahwa sesuatu
akan tercapai. Sebuah kesalahan yang patut disayangkan yang banyak dilakukan
orang tua, adalah membuat penghargaan yang berbeda diluar kemampuan seorang
anak. Tentunnya pengharapan yang seperti ini akan merusak anak-anak jika
pengharapan tidak tercapai.
d)
Pujian
dan Hukuman yang Tidak Sehat
Sebagai orang tua, hendaknya mampu
memilih dan memilah pujian dan hukuman terhadap prestasi belajar anak. Seorang
anak yang dipuji kepandaiannya, bukan usahanya, akan menjadi terlalu terpusat
pada hasil. Memuji anak-anak atas kepandaian mereka membuat mereka akan takut
pada kesulitan karena mereka mulai menyamakan kegagalan dengan kebodohan.
Begitupun cara orang tua menghukum anak. Orang tua lebih baik tidak memberikan
kritik pribadi yaitu menyalahkan kemampuan seorang anak sebagai penyebab
kegagalan mereka, menurunkan pengharapan mereka, memperlihatkan emosi negatif,
dan berprestasi lebih buruk di masa depan.
e)
Menjadi
Orang Tua Target
Orang tua target yang dimaksud disini
adalah orang tua yang memperlakukan anak-anak mereka seperti ”pegawai-pegawai
kecil”. Biasanya orang tua yang seprrti ini akan mengharapkan anak-anak mereka
untuk berproduksi dalam bentuk prestasi dan keberhasilan. Jika hasil yang
diinginkan tidak terjadi, maka ”bos-bos” ini memperlihatkan rasa tidak suka
mereka dan anak-anak mereka menganggap bahwa orang tua mereka akan ”memecat”
mereka. Secara otomatis, orang tua yang seperti ini adalah orang tua yang
menempatkan penekanan yang terlalu besar pada hasil usaha berprestasi anak.
Itulah beberapa hal yang harus dihindari
para orang tua dalam membimbing anaknya belajar. Agaknya orang tua yang bijak
harusnya lebih mementingkan kemampuan yang secara alami ada pada diri anak
tersebut bukan mementingkan gengsi orang dan menaruh harapan-harapan semu pada
anak-anaknya.
3) Hal-hal yang Sebaiknya Dilakukan Orang
Tua dalam Mendampingi Anak Belajar
Setiap orang tua
pasti menginginkan anaknya berhasil suatu saat di masa depan. Oleh karena itu,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua agar memperoleh anaknya
berhasil di masa depan. Dorongan motivasi dan perhatian dari orang tua juga
penting agar anak merasa tidak sendiri dalam menghadapi masalah-masalah yang
pasti akan terjadi dalam proses belajar. Adapun hal-hal tersebut adalah sebagai
berikut :
1)
Menghargai
Cinta
Cinta adalah alat yang paling efektif
untuk mempengaruhi seorang anak. Sebagai orang tua sebaiknya menggunakan cinta
nilai, yaitu cinta yang tergantung pada kesediaan anak untuk berpegang teguh
pada nilai-nilai dasar dan untuk bertindak dengan cara-cara yang pantas dan
etis menurut norma sosial. Cinta nilai mendukung perkembangan nilai-nilai
positif dan perilaku bermoral, memupuk pertumbuhan yang sehat dan mendorong
prestasi serta kebahagiaan. Cara mendidik seorang anak yang efektif berpusat
disekitar cinta, cinta yang tidak serba membolehkan, cinta yang tidak
menoleransi sikap tak hormat, tapi juga cinta yang cukup besar untuk membiarkan
anak-anak melakukan kesalahan dan memperbolehkan mereka untuk hidup dalam
konsekuensi kesalahan itu.
2)
Pengharapan
Orang Tua yang Sehat
Pengharapan yang positif dan memotivasi adalah sesuatu yang menujukkan suatu
kondisi dalam diri individu yaitu mendorong atau menggerakkan individu tersebut
melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan. Namun ketika anak semakin tumbuh
dewasa, peran orang tua dalam menentukan pengharapan harus berkurang dan
keterlibatan anak harus meningkat. Saat seorang anak tumbuh dewasa pun dan
memperoleh pengalaman serta perspektif yang diperlukan, pada saat itu orang tua
perlu memberi si anak kebebasan untuk membuat pengharapannya sendiri.
3)
Pujian
dan Hukuman yang Sehat
Pujian juga memiliki andil yang cukup
penting agar anak mampu berprestasi. Namun alangkah lebih bijaknya bila seorang
anak dipuji karena usaha mereka yang juga memperlihatkan kegigihan dan
kenikmatan yang lebih tinggi, menganggap kurangnya usaha mereka sebagai
penyebab kegagalan mereka, dan mencapai hasil yang tinggi dalam kegiatan
berprestasi selanjutnya sehingga anak memiliki minat belajar yang lebih besar.
Selain melontarkan pujian, agaknya orang tua juga harus memberikan hukuman
kepada anak, tentunya dengan cara penuh jasih sayang dan dalam nada tenang dan
dengan terfokus pada cara anak bisa berbuat lebih baik dimasa depan dan bukan
pada kesalahan yang telah dilakukannya. Dengan cara seperti ini, seorang anak
akan dengan jelas mendengar pesan dari orang tua, merasakan perhatian dibalik
pesan itu, dan menyadari bahwa hukuman yang diberikan walau mungkin ia tidak
menyukainya adalah untuk kebaikannya sendiri.
4)
Berjuang
Mencapai Keunggulan
Keunggulan adalah sebuah tujuan yang
bisa dicapai anak manapun. Dengan bekerja keras, seorang anak bisa mencapai
suatu tingkat keunggulan. Seorang anak tidak perlu sempurna, karena ia boleh
saja gagal. Sedikit kegagalan penting bagi anak karena memberikan pelajaran
berharga yang akan membantu perjuangannya mencapai keunggulan. Orang tua perlu
mendorong seorang anak untuk menerima dirinya apa adanya dan membebaskan
dirinya untuk hidup dengan cara produktif.
5)
Menciptakan
Seorang Manusia
Setiap orang tua pasti bertujuan
membesarkan anaknya menjadi seorang manusia. Orang tua seharusnya membantu anak
menjadi orang yang bertanggung jawab dengan mencintai mereka bahwa melakukan
kesalahan adalah sesuatu yang wajar dan memperlihatkan bawah mereka dicintai
meskipun mereka menumpahkan agar-agar diatas karpet, atau mendapat nilai jelak,
dan lain-lain. Karena anak anda seorang manusia, harga dirinya tidak terancam
karena ia bulan perfeksionis, ia tidak takut gagal dan ia tidak takut
kehilangan cinta dari orang tua.
D. Anjuran dan Pantangan bagi Orang Tua
Banyak orang tua
yang memiliki bermacam-macam motivasi untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Sehingga tidak sedikit orang tua yang berlomba-lomba sekuat tenaga
menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah favorit bahkan mereka rela
membayar meskipun mahalnya ”gak ketulungan”. Agaknya hal seperti itu
bukanlah selamnya hal yang positif. Alangkah baiknya orang tua mengetahui apa
saja anjuran dan pantangan sebagai orang tua dalam mendampingi anak belajar.
1)
Anjuran
Bagi Orang Tua
Dibawah ini
merupakan beberapa anjuran bagi orang tua dalam membimbing anak belajar :
a)
Berikan
bimbingan kepada anak tapi jangan memaksa atau menekan,
b)
Bantu anak dalam
menentukan target prestasi yang realistis,
c)
Tekankan
kesenangan, pengembangan ketrampilan, dan manfaat lain kegiatan berprestasi
seperti motivasi, keyakinan, dan lain-lain
d)
Perlihatkan
minat terhadap kegiatan anak, misalnya memberikan sarana, hadiri penampilannya,
dan lain-lain,
e)
Berikan dukungan
yang positif,
Itulah beberapa
anjuran yang setidaknya bisa dilakukan oleh orang tua dalam mendukung anaknya
berprestasi.
2)
Pantangan
bagi Orang Tua
Selain
anjuran-anjuran yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka berikut ini adalah
beberapa pantangan bagi orang tua :
a)
Jangan
mengharapkan seorang anak memperoleh hal lain dari kegiatannya disamping waktu
yang menyenangkan, dan lain-lain
b)
Jangan
memperlihatkan emosi negatif ketika sedang menghadiri sebuah penampilan,
c)
Jangan buat
seorang anak merasa bersalah atas waktu, energi, dan uang yang orang tua
gunakan,
d)
Jangan melihat
kegiatan anak sebagai sebuah investasi yang akan menghasilkan sesuatu,
e)
Jangan
mewujudkan impian kita (orang tua) sendiri melalui kegiatan seorang anak,
Itulah beberapa
pantangan yang seharusnya diperhatikan oleh orang tua. Setidaknya para orang
tua tahu bahwa tak selamanya peringatan bahkan keinginan atau ambisi mereka
tidak selalu benar untuk kebaikan anak. Seorang anak apabila selalu ditekan
maka dia akan memiliki mental yang tidak sehat. Apalagi kalau dengan sederet
peraturan yang mengekang mereka. Sebagai orang tua yang membimbing anaknya agar
berprestasi dengan baik hendaknya selalu membedakan antara gengsi dengan
kebutuhan orang tua.
BAB. III
KESIMPULAN
Pengaruh bimbingan
orang tua terhadap prestasi belajar anak sangat memiliki andil yang besar.
Ø Cara-cara orang tua dalam memahami
perilaku anak sebagai individu dapat dilakukan dengan melihat bahwa anak juga
manusia yang terdiri 2 aspek, yaitu aspek jasmani dan rohani. Aspek jasmani
meliputi antara lain tinggi badan, panca indera, anggota badan, kondisi dan
peredaran darah, dan lain-lain. Sedangkan aspek rohani meliputi kecerdasan,
bakat, kecakapan hasil belajar, dan lain-lain.
Ø Adapun hal-hal yang sebaiknya dihindari
para orang tua dalam mendampingi anak belajar, antara lain : hindari cinta
bersyarat, cinta iming-iming, pengharapan orang tua yang tidak sehat, pujian
dan hukuman yang tidak sehat, menjadi orang tua target, dan lain-lain.
Ø Selain hal tersebut diatas, ada beberapa
hal yang sebaiknya dilakukan orang tua dalam mendampingi anak belajar, antara
lain : menghargai cinta, pengharapan orang tua yang sehat, pujian dan hukuman
yang sehat, berjuang mencapai keunggulan, dan menciptakan seorang manusia.
Ø Anjuran-anjuran bagi orang tua terhadap
anak antara lain : berikan bimbingan kepada anak tapi jangan memaksa atau
menekan, bantu anak dalam menentukan target yang realistis, berikan dukungan
yang positif, pertahankan selera humor, dan lain-lain.
Ø Selain anjuran-anjuran bagi orang tua
ada juga beberapa pantangan bagi orang tua, antara lain : jangan memberikan
emosi negatif, jangan melihat kegiatan anak sebagai sebuah investasi, jangan
membandingkan kemajuan anak dengan kemajuan anak lain, dan lain-lain.
BAB. IV
DAFTAR PUSTAKA
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT. Remaja
Rosdakarya : Bandung.
Taylor, Jim.
2004. Memberi Dorongan Positif pada Anak agar Anak berhasil dalam Hidup.
PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar sahabat sangat membantu untuk perkembangan di blogs kami
berikanlah komentar yang membangun