KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya
serta hidayahnya kepada kami. Sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini walaupun sangat
sederhana. Dan tidak
lupa kami haturkan shalawat dan salam kepada sang baginda nabi tercinta.
Pembawa kedamaian bagi seluruh alam semesta.
Sekaligus dipuja oleh jutaan insan yang bertakwa ialah Muhammad ibnu Abdillah.
Dan kami tidak lupa juga ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
teman-teman yang telah ikut serta berpartisipasi dalam penyelesaian makalah
ini. Dan juga kami berdo’a semoga makalah ini dapat memberi konstribusi sebagai
penambah wawasan bagi para pembaca, khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, Februari 2012
Penulis
LUPA DAN JENUH DALAM BELAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Menurut teori
kognitif apapun yang kita alami dan kita pelajari, kalau memang sistem akal
kita mengolahnya dengan cara yang memadai, semuanya akan tersimpan dalam subsistem
akal permanen kita. akan tetapi kenyataan yang kita alami terasa bertolak
belakang dengan teori itu. Apa yang telah kita pelajari dengan tekun justru
sukar diingat kembali dan mudah terlupakan sebaliknya tidak sedikit pengalaman
dan pelajarn yang kita tekuni sepintas lalu mudah melekat dalam ingatan.
Dalam belajar
disamping siswa sering mengalami kelupaan, ia terkadang mengalami peristiwa
negatif lainnya yang disebut jenuh belajar. Peristiwa jenuh ini kalau dialami
siswa yang sedang dalam proses belajar (kejenuhan belajar) dapat membuat siswa
merasa telah memubazirkan usahanya.
Pada makalah ini, kami merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Peristiwa lupa dalam belajar
Ø
Apa Pengertian lupa?
Ø
Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan lupa?
Ø
Bagaimana Kiat mengurangi lupa dalam belajar?
2. Jenuh belajar
Ø
Apa Definisi jenuh?
Ø
Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan jenuh
belajar?
Ø
Bagaimana Cara mengatasi jenuh belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PERISTIWA LUPA DALAM BELAJAR
Dalam proses belajar
kita sering dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa tidak semua item-item materi
pelajaran yang kita pelajari akan dapat diproduksi / direcall sewaktu item-item
pelajar itu diperlukan. Dalam kehidupan sehari-hari sering juga terjadi suatu
materi yang kita pelajari dengan sungguh-sungguh dan penuh ketekunan, sulit kita
kuasai dan mudah terlupakan dalam jangka waktu yang relatif pendek, dan
sebaliknya terdapat materi pelajar yang kita dengan mudah menguasainya dan
tidak dengan mudah melupakannya.
A.
Pengertian Lupa
Lupa (Forgetting)
adalah hilangnya kemampuan untuk menyebutkan atau memproduksi kembali apa-apa
yang sebelumnya telah kita pelajari. Menurut Gulo (1982) dan Reber (1988)
mendefinisikan lupa sebagai ketidak mampuan mengenal atau mengingat sesuatu
yang pernah dipelajari atau dialami. Dengan demikian lupa bukanlah peristiwa
hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.
B.
Faktor-Faktor Penyebab Lupa
Lupa yang dialami seseorang dapat
disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1.
Lupa dapat terjadi jika terjadi konflik-konflik
antara item-item informasi atau materi pelajar yang ada di sistem memori
seseorang.
Gangguan-gangguan yang terjadi
dalam memori seseorang ada 2 :
Ø
Proactive Interference (gangguan proaktif)
Gangguan
ini terjadi jika item-item atau materi pelajaran yang lama telah tersimpan
dalam subsistem akal permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru.
Dalam hal ini gangguan seperti ini terjadi jika seorang siswa mempelajari
sebuah materi pelajaran yang sangat mirip dengan materi pelajaran yang telah
dikuasainya dalam waktu yang relatif pendek. dalam keadaan demikian materi
pelajaran yang baru sulit untuk diingat dan dengan sangat mudah untuk
dilupakan.
Ø Retroactive
Interference
Gangguan
ini terjadi jika materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap
pemanggilan kembali materi pelajaran yang telah lebih dahulu tersimpan dalam
subsistem akal permanennya siswa tersebut.
Dalam
hal ini materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali
(siswa tersebut lupa akan materi pelajaran lama itu).
2.
Lupa dapat terjadi ketika terjadi tekanan terhadap
item yang telah ada baik sengaja atau tidak.
Penekanan ini terjadi karena beberapa kemungkinan:
Karena
siswa kurang menyenangi item/materi yang ia terima sehingga ia dengan sengaja
menekannya hingga ke alam ketidak sadaran.
Karena
item informasi yang baru secara otomatis menekan item. Informasi yang lama yang
telah ada.
Item
informasi yang ada tertekan ke alam bawah sadar karena lama tidak digunakan.
3.
Lupa dapat terjadi karena perbedaan situasi
lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali item tersebut.
4.
Lupa dapat terjadi karena adanya perubahan sikap dan
minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi meskipun seorang
siswa telah mengikuti proses mengajar belajar dengan tekun dan serius, tetapi
karena sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti
karena ketidak senangan kepada guru) maka materi pelajaran itu akan mudah
terlupakan.
5.
Menurut law of disuse (Hilgard dan Bower 1975),
lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah
digunakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli, materi yang
diperlakukan demikian dengan sendirinya akan masuk ke alam bawah sadar atau
mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.
6.
Lupa dapat terjadi karena perubahan urat syaraf
otak.
Seorang siswa yang
terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alkohol dan gagar otak
akan kehilangan ingatan atas item-item informasi yang ada dalam memori
permanennya.
Namun demikian, bukan
berarti materi yang telah terlupakan itu hilang di memori manusia namun terlalu
lemah untuk dipanggil lagi atau diingat kembali. Ini dapat dibuktikan jika
seseorang telah lama tidak mempelajari materi yang pernah dipelajari pada masa
lalu itu, akan sulit untuk memanggil materi itu, namun setelah orang tersebut
mempelajarinya kembali, akan dapat menguasai dan mengingat kembali materi itu
dalam waktu yang pendek.
C.
Kiat Mengurangi Lupa
Kiat terbaik untuk
mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal siswa, diantaranya
:
1.
Overlearning (belajar lebih) yaitu belajar dengan
melebihi batas penguasaan atas materi pelajaran tertentu. Upaya ini dapat
dilakukan dengan belajar lebih dari pada kebiasaan-kebiasaan yang berklaku
sehingga dapat memperkuat penyimpanan terhadap materi pelajaran yang
dipelajari.
2.
Extra study time (tambahan jam pelajaran) yaitu
upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekrapan)
aktifitas belajar. Sehingga dapat memperkuat terhadap materi yang dipelajari.
3.
Mnemonic device (muslihat memori) yaitu upaya yang
dijadikan alat pengait mental untuk mamasukkan item-item informasi kedalam
sistem akal siswa. Macam-macam memonic device :
a)
Rima (Rhyme) yakni sajak yang dibuat sedemikian rupa
yang isinya terdiri dari atas kata dan istilah. Sajak ini akan lebih baik
pengaruhnya jika diberi not-not sehingga dapat dinyanyikan.
b)
Singkatan yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama
atau istilah. Misalnya untuk menghafal bacaan idgham bighunnah dalam ilmu
tajwid dengan menggunakan singkatan ”yanmu”.
c)
Sistem kata pasak (peg word system) yakni sejenis
teknik mnemonik yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah
dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru yang dibentuk berpasangan
seperti panas api.
d)
Metode losai (method of loci) yaitu kiat mnemonik
yang menggunakan tempat-tempat khusus dan terkenal sebagai sarana penempatan
kota dan istilah tertentu. Misalnya nama ibu kota Amerika Serikat untuk
mengingat nama presiden pertama negara itu (Gerorge washington)
4.
Mengelompokkan kata / istilah tertentu dalam susunan
yang logis.
5.
Jembatan logika yaitu suatu siasat untuk menyerap,
mengolah dan menyiapan informasi penting berupa pokok dalam penggalian
informasi yang telah tersimpan dalam memori. Teknik ini berbentuk skema atau
bagan yang dibentuk sedemikian rupa berdasarkan pokok pikiran dari suatu
gagasan.
2.
PERISTIWA JENUH DALAM BELAJAR
A.
Definisi Jenuh
Secara harfiah arti
jenuh ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun selain itu
jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan. Dalam aktivitas belajarnya, sering
seseorang mengalami jenuh belajar yang dalam bahasa psikologi lazim disebut
learning plateau yaitu suatu situasi dan kondisi yang menunjukkan tidak adanya
hasil belajar yang berhasil guna meskipun telah melaksanakan proses belajar pada
waktu tertentu pada saat itu. Terjadi kemandekan pada sistem akalnya sehingga
tidak dapat diharapkan untuk dapat menyerap item-item informasi yang
dipelajarinya.
B.
Faktor-Faktor Penyebab Jenuh
Belajar
Faktor-faktor yang menyebabkan
jenuh belajar adalah :
1.
Seseorang yang kehilangan motivasi dan konsolidasi
pada suatu level ilmu pengetahuan dan keterampilan.
2.
Muculnya kebosanan (borring) dan keletihan (fatique)
karena kemampuan seseorang telah sampai pada batas maksimalnya dalam belajar.
Menurut Cross dalam bukunya Psichology of learning keletihan ada 3 macam :
Ø
Keletihan indera seperti mata, telinga dan
lain-lain.
Ø
Keletihan fisik karena kurang tidur, kurang sehat.
Ø
Keletihan mental
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan keletihan mental yaitu :
1.
Kecemasan seseorang terhadap dampak negatif yang
ditimbulkan oleh keletihan itu sendiri.
2.
Kekhawatiran seseorang akan ketidak mampuannya
mencapai standar keberhasilan bidang-bidang studi yang dianggapnya terlalu
tinggi terutama ketika seseorang tersebut sedang merasa bosan mempelajari
bidang-bidang studi tersebut.
3.
Persaingan yang ketat yang menuntut belajar keras.
4.
Keyakinan yang tidak sama antara standar akademik
minimum dan standar yang ia buat sendiri.
C.
Cara-Cara Mengatasi Jenuh Belajar
Ada beberapa cara untuk
menanggulangi jenuh belajar yaitu:
1.
Istirahat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi
dengan takaran yang cukup banyak.
2.
Menjadwal dengan baik proses belajarnya.
3.
Menata kembali lingkungan belajarnya meliputi
pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alat-alat perlengkapan belajar
dan sebagainya sampai memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru
yang lebih menyenangkan untuk belajar.
4.
Memberi stimulasi baru dan motivasi agar siswa
merasa terdorong untuk belajar lebih giat dari pada sebelumnya.
5.
Membuat kegiatan yang menimbulkan keaktifan siswa
dengan cara mencoba belajar dan belajar lagi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Lupa adalah hilangnya
kemampuan menyebut atau melakukan kembali informasi dan kecakapan yang telah
tersimpan dalam memori.v
Faktor-faktor yang menyebabkan
lupa meliputi :
a)
Adanya konflik-konflik antara item-item informasi
atau materi pelajar yang ada di sistem memori seseorang.
b)
Adanya tekanan terhadap item atau materi yang lama
baik disengaja atau tidak disengaja.
c)
Perbedaan situasi lingkungan antara waktu belajar
dengan waktu memanggil kembali item tersebut.
d)
Perubahan situasi dan minat terhadap proses dan
situasi tertentu.
e)
Tidak pernah latihan / tidak pernah dipakai
f)
Kerusakan jaringan syaraf otak.
Cara mengurangi lupa
a)
Belajar dengan melebihi batas penguasaan atas materi
pelajaran tertentu.
b)
Menambah waktu belajar sehingga dapat memperkuat
terhadap materi yang dipelajari.
c)
mengelompokkan kata atau istilah tertentu dalam
susunan yang logis.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Muhibbin
Syah, Psikologi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar sahabat sangat membantu untuk perkembangan di blogs kami
berikanlah komentar yang membangun