7 Jun 2012

MOTIVASI


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat serta Hidayahnya, akhirnya penyusunan makalah yang berjudul “Motivasi” selesai tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita, memberi uswah kepada kita tentang tutur kata yang halus, prilaku yang santun, sifat yang mulia, bahkan yang senantiasa kita harapkan syafa’atnya di Hari Kiamat nanti.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir pada mata kuliah psikologi pendidikan dengan judul “Motivasi”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa material maupun spiritual demi terselesainya penyusunan dan pembuatan makalah ini.
Dalam kesempatan ini pula sudah selayaknya penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya atas berhasilnya penyusunan makalah ini kepada dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Pendidikan atas arahan – arahan yang telah diberikan kepada kami.
Meski kami telah mempersiapkan segalanya dengan segenap kemampuan, tentunya banyak kekurangan di sana sini, maka kami mohon koreksi dari teman-teman mahasiswa untuk memperbaiki demi sempurnanya penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya umumnya bagi para pembaca.
Akhirnya semoga Allah SWT senantiasa memberi pertolongan, Taufiq, serta Hidayah-Nya kepada kita semua.

Jakarta,  Februari 2012
Penulis


Fepti anggraini

BAB I
PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
Psikologi Pendidikan adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan terhadap anan didik dalan situasi pendidikan. Psikologi disebut juga dengan ilmu jiwa. Mempelajari psikologi pendidikan sangat penting apalagi bagi seorang pendidik, guna supaya terciptanya suatu kondisi belajar yang efektif.
Berbicara mengenai psikologi pendidikan sangat luas pembicaraannya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibatasi pada persoalan-persoalan motivasi dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Mengingat hal tersebut sangat berhubungan erat dalam pencapaian suatu tujuan.

  • Rumusan Masalah
Apa itu motivasi, apa pula fungsi dan tujuannya serta bagaimana teori-teori meegenai motivasi tersebut.













MOTIVASI
BAB II
PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN MOTIVASI
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu kata movere yang berarti bergerak. Dalam konteks sekarang, motivasi dapat didefinisikan sebagai proses psikologi yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Kemudian motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti yang dikatakan Sertain motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
Sertain juga menggunakan kata motivasi dan drive untuk pengertian yang sama. Ia mengatakn pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan (goal) adalah yang menentukan/membatasi tingkah laku organisme itu. Jika yang kita tekankan ialah faktanya/obyeknya, yang menarik organisme itu, maka kita pergunakan istilah “perangsang”.
Pada tahun 1943, pakar psikologi motivasi Abraham Maslow memaparkan teori hierarki kebutuhan dari motivasi yang sekarang menjadi terkenal.
Maslow menyatakan bahwa psikologoi motivasi adalah sebuah fungsi dari lima kebutuhan dasar, yaitu :
1)        Psikologi : Kebutuhan dasar yang utama, antara lain kebutuhan akan makanan, minum, udara untuk bertahan hidup.
2)        Keamanan : Antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
3)        Cinta : Keinginan untuk dicintai dan mencintai.
4)        Penghargaan : Kebutuhan akan reputasi, kebanggan, dan pengakuan dari orang lain
5)        Aktualisasi diri : Keinginan untuk menjadi apa yang ia ingin jadi.

Konsep penting motivasi belajar
1.      Motivasi beljar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.
2.      Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat merupakan konsekuensi dari penguatan, suatu ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidak cocokan, suatu atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang keberhasilan.
3.      Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemerdayaan atribusi.

2.      KLASIFIKASI MOTIF-MOTIF
Sertain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut :
a)      Physiological drive dan
b)      Social motives
Yang dimaksud dengan Physiological drive ialah dorongan-dorongan yang bersifat fisologis/jasmaniah. Seperti lapar, haus, dan sebagainya.
Sedangkan Social motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat. Seperti dorongan estetis, ingin selalu berbuat baik dan sebagainya.
Woodworth mengadakan klasifikasi motif-motif sebagai berikut :
Mula-mula ia membedekan motif itu menjadi dua bagian unlerned motives (motif-motif pokok yang tidak dipelajari) dan learned motives (motif-motif yang dipelajari).
Yang masuk kedalam unlerned motives ialah motif yang timbul disebabkan oleh kekurangan-kekurangan dalam tubuh. Seperti lapar, haus dan sebagainya. 
1)      Fungsi Motif-motif
Guna /fungsi motif-motif itu ialah :
  1. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak
  2. Motif itu menentukan arah perbuatan
  3. Motif itu menyeleksi perbuatan kita.

2)      Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Bagi seorang manajer, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan pegawai atau bawahan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan organisasi yang dipimpinnya.
Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.
Sebagai contoh, seorang guru memberikan pujian kepada seorang siswa yang maju ke depan kelas dan dapat mengerjakan hitungan matematika di papan tulis. Dengan pujian itu, dalam diri anak tersebut timbul rasa percaya pada diri sendiri, di samping itu timbul keberaniannya sehingga ia tidak takut dan malu lagi jika disuruh maju ke depan kelas. 
3)      Teori Motivasi
Beberapa teori motivasi yang akan dibicarakan dalam pasal ini adalah :
1)      Teori Hedonisme
Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang kan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan atau yang mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya.


2)      Teori Naluri
Menurut teori ini untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju (mempertahankan diri, megembangkan diri dan megembangkan jenis) dan perlu dikembagkan.

3)      Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup.

4)      Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri degan teori reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.

5)      Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.

Faktor Psikologis. Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor tersebut adalah:
1)      Minat dan Usaha
Menurut Slameto bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
2)      Inteligensi (kecerdasan)
Menurut Wechler dalam Dimyati dan Mudjiono, bahwa inteligensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
3)      Bakat
Disamping inteligensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang dalam suatu bidang tertentu. Bakat adalah “salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada”.
4)      Motivasi
Motivasi adalah “daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar”.
Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsic) yaitu dorongan yang datang dari sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu at-au dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru teman-teman dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Jadi kuat lemahnya motivasi seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.
5)      Konsentrasi Belajar
Menurut Thursan Hakim, bahwa konsentrasi adalah “merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan, dan segenap panca-indra ke satu objek di dalam suatu aktivitas tertentu, dengan disertai usaha untuk tidak memedulikan objek-objek lain yang tidak ada hubungannya dengan aktivitas itu”.
Pemusatan perhatian (fokus) tertuju pada objek/isi bahan belajar maupun proses memperolehnya, dan tidak terpengaruh dengan sekelilingnya. Konsentrasi sangat mempengaruhi proses belajar seseorang, apabila konsen-trasi menurun tentu menggangu belajarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Rooijakker dalam Dimyati dan Mudjiono, mengatakan bahwa “kekuatan perhatian selama 30 menit telah menurun”. Ia menyarankan agar guru memberikan istirahat selingan selama beberapa menit.
6)      Kematangan dan Kesiapan
Kematangan merupakan suatu “tingkatan atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana seluruh organ-organ biologisnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru”. Misalnya siap anggota tubuhnya untuk belajar. Dalam konteks proses pembelajaran, kesiapan untuk belajar sangat menentukan aktifitas belajar siswa. Siswa yang belum siap belajar, cenderung akan berprilaku tidak kondusif, sehingga pada gilirannya akan mengganggu proses belajar secara keseluruhan. Seperti siswa yang gelisah, ribut (tidak tenang) sebelum proses belajar dimulai. Jadi kesiapan amat perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Kesiapan juga erat hubungannya dengan minat.
7)      Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani (fisik) dan kelelahan rohani (psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan muncul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan ini disebabkan oleh terjadinya kekacauan subtansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangakan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu termasuk belajar menjadi hilang. Kelelahan jenis ini ditandai dengan kepala pusing, sehingga sulit berkonsentrasi, seolah-olah otak kehilangan daya untuk bekerja.
8)      Kejenuhan dalam Belajar
Menurut Reber yang dikutip oleh Tohirin dalam Muhibbin Syah, bahwa kejenuhan belajar adalah “rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil”.[9] Seseorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar, sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya seakan-akan mandeg (stagnan) tidak mendatangkan hasil.


BAB III
PENUTUP

·         Kesimpulan
Motivasi dapat didefinisikan sebagai proses psikologi yang menghasilkan suatu intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Kemudian motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti yang dikatakan Sertain motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.

·       Saran
Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kekurangan yang membawa ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat kostruktif demi kesempurnaannya dimasa mendatang.











DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
http://motivasi belajar.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar sahabat sangat membantu untuk perkembangan di blogs kami
berikanlah komentar yang membangun