KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat serta
Hidayahnya, akhirnya penyusunan makalah yang berjudul “Motivasi” selesai tepat
pada waktunya.
Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah membimbing kita, memberi uswah kepada kita tentang tutur kata
yang halus, prilaku yang santun, sifat yang mulia, bahkan yang senantiasa kita
harapkan syafa’atnya di Hari Kiamat nanti.
Adapun
makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir pada mata kuliah psikologi
pendidikan dengan judul “Motivasi”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa material maupun spiritual
demi terselesainya penyusunan dan pembuatan makalah ini.
Dalam
kesempatan ini pula sudah selayaknya penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar – besarnya atas berhasilnya penyusunan makalah ini kepada dosen
pembimbing mata kuliah Psikologi Pendidikan atas arahan – arahan yang telah diberikan
kepada kami.
Meski
kami telah mempersiapkan segalanya dengan segenap kemampuan, tentunya banyak
kekurangan di sana sini, maka kami mohon koreksi dari teman-teman mahasiswa
untuk memperbaiki demi sempurnanya penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya umumnya bagi para pembaca.
Akhirnya
semoga Allah SWT senantiasa memberi pertolongan, Taufiq, serta Hidayah-Nya
kepada kita semua.
Jakarta, Februari 2012
Penulis
Fepti anggraini
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Psikologi Pendidikan adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan terhadap anan didik dalan situasi
pendidikan. Psikologi disebut juga dengan ilmu jiwa. Mempelajari psikologi
pendidikan sangat penting apalagi bagi seorang pendidik, guna supaya
terciptanya suatu kondisi belajar yang efektif.
Berbicara mengenai psikologi pendidikan sangat luas
pembicaraannya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibatasi pada
persoalan-persoalan motivasi dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Mengingat
hal tersebut sangat berhubungan erat dalam pencapaian suatu tujuan.
- Rumusan Masalah
Apa itu motivasi, apa pula fungsi dan tujuannya serta
bagaimana teori-teori meegenai motivasi tersebut.
MOTIVASI
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN
MOTIVASI
Istilah motivasi berasal dari bahasa
Latin yaitu kata movere yang berarti bergerak. Dalam konteks sekarang, motivasi
dapat didefinisikan sebagai proses psikologi yang menghasilkan suatu
intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu
tujuan.
Kemudian motif adalah segala sesuatu
yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti yang
dikatakan Sertain motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu
organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau
perangsang.
Sertain juga menggunakan kata
motivasi dan drive untuk pengertian yang sama. Ia mengatakn pada umumnya suatu
motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan kompleks di dalam suatu
organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau
perangsang (incentive). Tujuan (goal) adalah yang menentukan/membatasi tingkah
laku organisme itu. Jika yang kita tekankan ialah faktanya/obyeknya, yang
menarik organisme itu, maka kita pergunakan istilah “perangsang”.
Pada tahun 1943, pakar psikologi
motivasi Abraham Maslow memaparkan teori hierarki kebutuhan dari motivasi yang
sekarang menjadi terkenal.
Maslow menyatakan bahwa psikologoi motivasi adalah
sebuah fungsi dari lima kebutuhan dasar, yaitu :
1)
Psikologi : Kebutuhan
dasar yang utama, antara lain kebutuhan akan makanan, minum, udara untuk
bertahan hidup.
2)
Keamanan : Antara lain
keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
3)
Cinta : Keinginan
untuk dicintai dan mencintai.
4)
Penghargaan : Kebutuhan
akan reputasi, kebanggan, dan pengakuan dari orang lain
5)
Aktualisasi diri : Keinginan
untuk menjadi apa yang ia ingin jadi.
Konsep penting motivasi belajar
1.
Motivasi beljar adalah proses
internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke
waktu.
2.
Motivasi belajar bergantung pada
teori yang menjelaskannya, dapat merupakan konsekuensi dari penguatan, suatu
ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau ketidak cocokan, suatu
atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang
keberhasilan.
3.
Motivasi belajar dapat ditingkatkan
dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemerdayaan atribusi.
2.
KLASIFIKASI
MOTIF-MOTIF
Sertain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan
sebagai berikut :
a)
Physiological drive dan
b)
Social motives
Yang dimaksud dengan Physiological
drive ialah dorongan-dorongan yang bersifat fisologis/jasmaniah. Seperti
lapar, haus, dan sebagainya.
Sedangkan Social motives adalah
dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain dalam
masyarakat. Seperti dorongan estetis, ingin selalu berbuat baik dan sebagainya.
Woodworth mengadakan
klasifikasi motif-motif sebagai berikut :
Mula-mula ia membedekan motif itu menjadi dua bagian unlerned
motives (motif-motif pokok yang tidak dipelajari) dan learned motives
(motif-motif yang dipelajari).
Yang masuk kedalam unlerned
motives ialah motif yang timbul disebabkan oleh kekurangan-kekurangan dalam
tubuh. Seperti lapar, haus dan sebagainya.
1)
Fungsi Motif-motif
Guna /fungsi
motif-motif itu ialah :
- Motif itu mendorong manusia untuk berbuat/bertindak
- Motif itu menentukan arah perbuatan
- Motif itu menyeleksi perbuatan kita.
2)
Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi
adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu.
Bagi seorang manajer, tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan pegawai atau bawahan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya
sehingga tercapai tujuan organisasi yang dipimpinnya.
Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya
untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai
dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.
Sebagai contoh, seorang guru memberikan pujian kepada
seorang siswa yang maju ke depan kelas dan dapat mengerjakan hitungan
matematika di papan tulis. Dengan pujian itu, dalam diri anak tersebut timbul
rasa percaya pada diri sendiri, di samping itu timbul keberaniannya sehingga ia
tidak takut dan malu lagi jika disuruh maju ke depan kelas.
3)
Teori Motivasi
Beberapa
teori motivasi yang akan dibicarakan dalam pasal ini adalah :
1)
Teori Hedonisme
Implikasi
dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang kan cenderung
menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan atau yang mengandung resiko
berat dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya.
2)
Teori Naluri
Menurut
teori ini untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan
dituju (mempertahankan diri, megembangkan diri dan megembangkan jenis) dan
perlu dikembagkan.
3)
Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini
berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan
naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari
kebudayaan di tempat orang itu hidup.
4)
Teori Daya Pendorong
Teori ini
merupakan perpaduan antara teori naluri degan teori reaksi yang dipelajari. Daya
pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas
terhadap suatu arah yang umum.
5)
Teori Kebutuhan
Teori ini
beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah
untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.
Faktor Psikologis. Belajar pada
hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi
psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor tersebut adalah:
1) Minat dan Usaha
Menurut
Slameto bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
2) Inteligensi (kecerdasan)
Menurut
Wechler dalam Dimyati dan Mudjiono, bahwa inteligensi adalah suatu kecakapan
global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir
secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut
menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan
sehari-hari.
3) Bakat
Disamping
inteligensi, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan
hasil belajar seseorang dalam suatu bidang tertentu. Bakat adalah “salah satu
kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia
itu ada”.
4) Motivasi
Motivasi adalah “daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar”.
Motivasi adalah “daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar”.
Motivasi
yang berasal dari dalam diri (intrinsic) yaitu dorongan yang datang dari sanubari,
umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu at-au dapat juga karena
dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. Motivasi
yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar
(lingkungan), misalnya dari orang tua, guru teman-teman dan anggota masyarakat.
Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan
belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Sebaliknya,
belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan
tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Jadi kuat lemahnya motivasi
seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.
5) Konsentrasi Belajar
Menurut Thursan Hakim, bahwa konsentrasi
adalah “merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan,
dan segenap panca-indra ke satu objek di dalam suatu aktivitas tertentu, dengan
disertai usaha untuk tidak memedulikan objek-objek lain yang tidak ada
hubungannya dengan aktivitas itu”.
Pemusatan
perhatian (fokus) tertuju pada objek/isi bahan belajar maupun proses
memperolehnya, dan tidak terpengaruh dengan sekelilingnya. Konsentrasi sangat
mempengaruhi proses belajar seseorang, apabila konsen-trasi menurun tentu
menggangu belajarnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Rooijakker dalam Dimyati
dan Mudjiono, mengatakan bahwa “kekuatan perhatian selama 30 menit telah
menurun”. Ia menyarankan agar guru memberikan istirahat selingan selama
beberapa menit.
6) Kematangan dan Kesiapan
Kematangan
merupakan suatu “tingkatan atau fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana
seluruh organ-organ biologisnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru”.
Misalnya siap anggota tubuhnya untuk belajar. Dalam konteks proses
pembelajaran, kesiapan untuk belajar sangat menentukan aktifitas belajar siswa.
Siswa yang belum siap belajar, cenderung akan berprilaku tidak kondusif,
sehingga pada gilirannya akan mengganggu proses belajar secara keseluruhan.
Seperti siswa yang gelisah, ribut (tidak tenang) sebelum proses belajar
dimulai. Jadi kesiapan amat perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar,
karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya
akan lebih baik. Kesiapan juga erat hubungannya dengan minat.
7) Kelelahan
Kelelahan
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani (fisik) dan
kelelahan rohani (psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya
tubuh dan muncul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan ini
disebabkan oleh terjadinya kekacauan subtansi sisa pembakaran di dalam tubuh,
sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangakan
kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga
minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu termasuk belajar menjadi hilang.
Kelelahan jenis ini ditandai dengan kepala pusing, sehingga sulit
berkonsentrasi, seolah-olah otak kehilangan daya untuk bekerja.
8) Kejenuhan dalam Belajar
Menurut
Reber yang dikutip oleh Tohirin dalam Muhibbin Syah, bahwa kejenuhan belajar
adalah “rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak
mendatangkan hasil”.[9] Seseorang siswa yang mengalami kejenuhan belajar,
sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan dalam memproses
item-item informasi atau pengalaman baru, sehingga kemajuan belajarnya
seakan-akan mandeg (stagnan) tidak mendatangkan hasil.
BAB III
PENUTUP
·
Kesimpulan
Motivasi
dapat didefinisikan sebagai proses psikologi yang menghasilkan suatu
intensitas, arah dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai suatu
tujuan.
Kemudian
motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu. Atau seperti yang dikatakan Sertain motif adalah suatu pernyataan yang
kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke
suatu tujuan atau perangsang.
·
Saran
Penulis
menyadari sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kekurangan yang membawa
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat kostruktif demi kesempurnaannya dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan, Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
http://motivasi belajar.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar sahabat sangat membantu untuk perkembangan di blogs kami
berikanlah komentar yang membangun